Selasa, 25 Desember 2018

Menjadi remaja gaul

MENJADI REMAJA GAUL https://yitnoasik.blogspot.com/2011/07/menjadi-remaja-gaul.html

Minggu, 02 Desember 2012

Ke Semi-final malaysia tekuk Indonesia

JAKARTA: Setelah lolos ke semi-final Piala AFF 2012 sebagai runner up Grup B dengan menyingkirkan Indonesia, Malaysia akan bertemu juara Grup A Thailand di semi-final dengan leg pertama akan digelar Minggu 9 Desember 2012 di Stadion Bukit Jalil. Dua dan tim dari Grup A dan Grup B Piala AFF sudah memastikan diri meraih tiket ke semi-final setelah melakukan pertandingan terakhir di kedua grup tersebut. Grup A menyelesaikan pertandingan terakhir pada Jumat (30/11/2012) dan memastikan Thailand lolos sebagai juara grup didampingi Filipina sebagai runner up. Perjalanan semi-final dan jadwal pertandingan empat besar tersebut dapat dilihat di tabel di bawah. Sementara Grup B menyelesaikan pertandingan terakhir Sabtu (1/12/2012) dengan hasil Singapura lolos sebagai juara grup didampingi Malaysia sebagai runner up. Singapura dan Malaysia sama-sama meraih 6 poin, namun Singapura unggul dalam surplus gol. Para semi-finalis tersebut akan bertemu secara silang: juara Grup A bertemu runner up grup B, juara grup B menantang runner up grup A. Pertandigan menggunakan sistem home & away (kandang dan tandang). Berdasarkan jadwal yang sudah disusun Asean Football Federation ( AFF), partai semi final leg partama digelar selama dua hari, yaitu Sabtu dan Minggu 8-9 Desember 2012. Laga Sabtu 8 Desember 2012 menampilkan pertandingan Singapura melawan tuan rumah Filipina di Stadion Rizal Memorial, Manila Filipina. Adapun jadwal jam pertandingan diserahkan sepenuhnya antara kedua tim. Malaysia trauma kalah 0-2 Laga Minggu 9 Desember 2012 akan berlangsung unik saat Thailand berhadapan dengan tuan rumah Malaysia di Stadion Bukit Jalil. Hal itu karena hanya berselang delapan hari, pelatih Thailand Winfried Schäfer akan datang lagi ke Stadion Bukit Jalil setelah Sabtu (1/12/2012) lalu pelatih berkebangsaan Jerman itu datang untuk memata-matai pertandingan Malaysia melawan Singapura. Schäfer waktu itu berkilah tujuannya datang menyaksikan pertandingan itu adalah untuk mengintip kekuatan Indonesia, karena mantan pelatih 3 klub liga divisi utama jerman itu belum pernah menyaksikan langsung pertandingan Indonesia. Jadi, bukan Malaysia yang menjadi sasaran mata-mata Schäfer. “Dengan Malaysia kami sudah pernah bermain di Bangkok,” ujarnya menjelaskan hasil pertandingan uji coba Thailand vs Malaysia Rabu 7 November 2012 yang dimenangkan Thailand 2-0, seperti dikutip affsuzukicup.com.. Rupanya kedatangan Schäfer ke Bukit Jalil untuk memata-matai Indonesia mendapatkan bonus tambahan: melihat kekuatan sebenarnya dari Tim Harimau Malaysia. Dengan kata lain, saat membawa Tim Gajah Putih ke Stadion Bukit Jalil untuk bertemu dengan Tim Harimau Malaysia, Schäfer sudah mempunyai banyak bahan untuk meramu strategi dan line up pemain guna menghajar Malaysia. Kemanangan 2-0 saat menjamu Malaysia di Stadion SCG Stadium di kota Nonthaburi akan menjadi bekal berharga bagi Schäfer. Sebaliknya, kekalahan 0-2 tersebut b isa jadi menjadi trauma bagi Timnas Harumau asuhan Krishnasamy Rajagobal tersebut. Sementar itu, usai menekuk Indonesia 2-0, pelatih Malaysia Krishnasamy Rajagobal mengaku akan bermain nothing to lose saat akan menjamu Thailand, karena dia sadar akan kekuatan tim Gajah Putih. “Sekarang kami berpikir bagaimana menghadapi Thailand. Mereka sangat kuat, tapi kami akan berpikir nothing to lose,” ujarnya seperti dikutip affsuzukicup.com. Yang jelas, lalnjutnya, para pemain akan beristirahat total selama 2 hari usai pertandingan melawan Indonesia dan akan kembali ke lapangan untuk berlatih dalam rangka persiapan menghadapi Thailand. Walaupun tidak secara terus terang Rajagobal mengomentari kekalahan 0-2 saat uji coba melawan Thailand, dari pernyataan pelatih timnas Malaysia itu terlihat Tim Harumau benar-benar ketakukan dengan kekuatan Tim Gajah Putih. (sut)

Selasa, 27 Maret 2012

andika


Download video clip Ussy ft. Andika Kupilih Hatimu

geisya


Download video clip Geisha Pergi Saja

geisya

<object width="445" height="364"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/QoeOiGmWgUk&hl=en&fs=1&border=1"></param><param name="allowFullScreen" value="true"></param><param name="allowscriptaccess" value="always"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/QoeOiGmWgUk&hl=en&fs=1&border=1" type="application/x-shockwave-flash" allowscriptaccess="always" allowfullscreen="true" width="445" height="364"></embed></object><br> Download video clip Geisha Pergi Saja

Minggu, 21 Agustus 2011

Tugas Mahasiswa transfer


1.    Manajemen transportasi memegang peran penting dalam sebuah kehidupan sekarang. Seberapa pentingkah manajemen transportasi menurut anda?Jika anda bekerja dalam bidang manajemen transportasi kira-kira apa yang anda lakukan untuk membenahi kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan manajemen transportasi sekarang ini! (nilai 25)
2.    Sebuah kendaraan (baik roda dua atau roda empat) perlu di lakukan uji kelaikan (KIR) kendaraan. Mengapa itu di butuhkan?apakah semua kendaraan sekarang ini semuanya sudah laik jalan.Bagaimana strategi yang di perlukan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya KIR kendaraan? (nilai 15)
3.    Sebutkan dan jelaskan manfaat transportasi dilihat dari berbagai aspek! (nilai 15)
4.    Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 di lihat dari perlengkapan penggunaan jalan, perlengkapan kendaraan dan keselamatan berkendara. (nilai 20)
5.    Kecelakaan dewasa ini marak terjadi di Indonesia. Menurut pendapat anda, apa yang menyebabkan terjadinya kecelakaan tersebut? Adakah solusi untuk mengurangi kecelakaan, sebutkan dan jelaskan. (nilai 25)

Sejarah Caving Indonesia

 Caving atau penelusuran gua, boleh dibilang cukup lama dikenal Indonesia. Persisnya kegiatan ini sudah mulai marak tahun 1980-an, ketika Persatuan Speleologi dan Caving Indonesia (Specavina) dibentuk di Bogor dengan tokoh-tokohnya antara lain dr. Ko King Tjoen, Norman Edwin (alm), Dr. Budi Hartono, dan Effendi Soleman. Mulailah dari sini kegiatan yang jadi hobi baru kala itu menyebar, terutama di kampus-kampus.

Hobi ini agaknya di awal perkembangannya terseok-seok karena yang didalaminya tak  melulu keterampilan fisik saja namun juga aspek ilmiahnya. Selain, peralatan yang dibutuhkan pun sulit dibeli di sini. Specavina, ketika itu pula agak selektif membagi ”ilmu” pada peminat. Hanya mereka yang memiliki latar belakang keilmuan atau yang menyukai pengetahuan tentang speleologi yang boleh bergabung. Specavina sebagai pelopor ketika itu sengaja lebih menonjolkan unsur ilmiahnya (speleologi) ketimbang ”olahraganya” (caving).

Salah satu aspek yang harus diketahui penggemar caving adalah pengetahuan dasar geologi. Terutama bagaimana awal gua itu terbentuk, di daerah mana bisa ditemukan, sifat batuannya, jenis gua, dan sebagainya. Dengan dasar pengetahuan ini, caver (penelusur gua) bisa dengan mudah menemukan gua. Sebab, mereka hanya akan mendatangi wilayah yang banyak terdapat batu gamping.
Secara teori demikianlah adanya. Gua banyak terdapat di kawasan batu gamping (karst). Berbekal pengetahuan itu pula jika bisa membaca peta geologi, maka di mana saja sebaran daerah karst, di sana tujuan yang tepat untuk perjalanan melakukan ekspedisi.

Aspek lain yang tak kalah penting adalah biologi gua (biospeleologi). Memang tak harus menjadi ahli biologi dulu baru bisa menekuni caving. Tapi paling tidak dengan modal ”baca-baca” dulu, penelusur gua bisa membandingkan flora fauna antara gua yang satu dengan lainnya. Atau mungkin dia menemukan spesimen baru yang bisa menambah khasanah pengetahuan biologi gua di Indonesia. Dia pun menjadi tahu bagaimana cara menyimpan koleksi itu dengan baik sebelum dibawa ke pakarnya untuk diidentifikasi.

Keunikan
Fauna gua terbilang unik. Semuanya beradaptasi dengan lingkungan gelap abadi tak hanya terbilang puluhan atau ratusan, tapi ribuan tahun. Mereka berevolusi disesuaikan dengan alamnya yang gelap gulita. Di sebuah gua di Amerika pernah ditemukan salamander transparan dan tak bermata (eyeless), bahkan buta (blind). Diduga salamander itu terjebak di dalam gua dan tak bisa keluar.
Untuk bertahan hidup satwa itu mengembangkan indera peraba dan perasanya sedemikian rupa untuk menggantikan fungsi matanya. Lama-kelamaan alat penglihatan itu tertutup selaput karena mubazir.
Begitu pun flora dalam gua yang beradaptasi dengan lingkungan gelap total. Tumbuhan untuk hidup di permukaan memerlukan sinar matahari. Tumbuhan berdaun belum pernah dilaporkan ditemukan di dalam gua. Yang lazim dijumpai adalah aneka jamur yang bentuknya aneh-aneh. Misalnya ada jamur yang memiliki leher yang panjang, dengan topi kecil namun lunglai.
Di Indonesia penemuan satwa gua yang terbilang sensasional pernah terjadi. Tapi sayangnya itu tak tercatat di lembaga resmi pemerintah atau internasional. Di tahun 1980-an, persisnya tahun berapa sudah .lupa, klub penelusur gua Garbhabhumi dari Jakarta ketika terjadi gerhana matahari total, masuk ke Gua Ngerong di Tuban, Jawa Timur. Bentuk gua itu adalah gua air yang merupakan sungai.
Klub yang dipimpin Norman Edwin (alm) saat itu menerobos masuk dan melawan arus dengan perahu karet. Tak sampai satu kilometer, mereka terbentur air terjun. Setelah memanjat air terjun, langkah mereka terhenti sebab di bagian atasnya terdapat mata air. Lorong itu mungkin bisa ditelusuri lebih jauh, namun memerlukan teknik dan peralatan diving. Diputuskan ketika itu untuk stop dan kembali ke luar.
Di bagian inilah mereka secara tak sengaja melihat kelap-kelip di dalam air yang memantul dari sinar lampu. Ternyata barang yang mengkilat itu adalah ikan. Setelah dipelototin lebih dekat lagi, ikan itu tak bermata dan transparan.
Dibalut rasa girang, spesimen itu dibawa ke Jakarta untuk diidentifikasi. Beberapa bulan ikan yang mirip anak tawes itu masih hidup dalam akuarium yang dikondisikan seperti di alamnya oleh Riza Marlon (kini juru foto profesional).
Oleh Yatna Supriatna, kini doktor biologi, temuan itu diidentifikasi sebagai Puntius microps. Sebagai pembanding, satwa eyeless di gua di Amerika atau Eropa baru dijumpai di kedalaman puluhan kilo sampai ratusan. Tapi di Tuban, tak sampai 2 kilometer. Mungkin ini bisa menjadi bahan kajian ilmuwan kita yang tertarik pada cave biology. Jika di sana, gua bisa melahirkan ratusan doktor, mengapa di sini tak bisa? Takut gelapkah, becek dan bayangan mistis tentang gua yang mengakibatkan orang enggan berurusan dengannya?

**Pemetaan Gua**

Masuk gua memang bukan sekadar masuk dan mengagumi keindahan di dalamnya saja. Namun banyak yang harus dikerjakan. Apalagi ketika zaman itu belum banyak perkumpulan penelusur gua sehingga untuk mengklaimnya harus dibuktikan dengan peta dan foto-foto. Keakuratan peta sebuah gua dilihat dari siapa yang membuatnya. Sayangnya kebanggaan dan semangat untuk membuat peta gua oleh klub-klub caving di Indonesia, melempem.

Hal ini berbeda dengan kondisi klub penelusur gua di luar negeri. Mereka begitu getol menyusun peta gua hingga ke hal yang detail. Sampai akhirnya tercipta lambang-lambang khusus dalam pemetaan gua yang jelimet. Jika ada hal khusus yang ditemukan, misalnya speleothems (bentukan gua seperti stalaktit, stalakmit, gourdam, straws, pearls cave dan sebagainya) yang mungkin istimewa bentuknya, biasanya peta itu dibuat irisan dengan gambar detail atau lambang. Di peta tersebut biasanya tercantum grade, semakin tinggi angka yang tercantum dalam grade itu maka semakin akurat peta itu dibuat.
Di sana yang enak adalah generasi selanjutnya. Jika ingin masuk gua tinggal masuk dengan panduan peta. Namun penelusur di sana bukan sekadar mengikuti petunjuk peta.

Bila denah yang dibuat sebelumnya ada kesalahan maka akan dikoreksi dan dilaporkan ke paguyuban penelusur gua. Maka tak mengherankan jika kini hampir pasti peta gua di negara-negara maju, akurat. Semua gua sudah terpetakan yang diikuti dengan data base yang lengkap.
Saking lengkapnya, mereka bisa tahu mana gua yang terpanjang atau yang terdalam di dunia. Gua yang terdalam dan sampai kini belum terpecahkan rekornya adalah Voronja Cave di Georgia, pecahan bekas Uni Soviet, yakni 1.710 meter.

Bayangkan untuk menuruninya berapa panjang tali yang dipakai dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk sampai ke dasar gua. Sementara gua yang terpanjang dan kompleks sekali lorong-lorongnya adalah Mammoth Cave di Amerika Serikat yakni, 563,270 km dan dalamnya -116 m. Lebih lengkapnya silakan klik www-sop.inria.fr/agos-sophia/sis/DB/database.html. Di sini ada sedikit data gua di Indonesia.

Kabar bahwa pemetaan gua tak begitu berjalan di Indonesia, sudah bisa dimaklumi. Karena penggemar caving di sini cenderung menyukai dari sisi olahraga dan petualangannya. Aspek ilmiah bukannya tak menarik, tapi kurang menguasai. Pakar biologi atau geologi yang sesungguhnya di Indonesia, adakah yang membangun tesis dari gua? Kalaupun ada mungkin jumlahnya tak sampai hitungan jari sebelah tangan.

**Incaran Dunia**

Potensi gua di negeri ini sebetulnya tak kalah menarik dengan yang ada di luar negeri. Ketika tahun 1980-an, wilayah ini menjadi incaran caver dunia. Berbagai cara mereka lakukan untuk bisa caving di sini, namun terbentur peraturan yang menyebutkan peneliti asing harus seizin LIPI. Adanya peraturan itu sebetulnya ada bagusnya. Mereka jadi tak seenaknya ”mengeksplorasi” gua di Indonesia. Sayangnya, kesempatan itu tak dipakai oleh penelusur gua kita untuk menjadikan dirinya sebagai yang pertama.

Belakangan seorang ahli geologi yang juga seorang caver berkebangsaan Inggris, Tony Waltham, masuk lewat jalur sebuah departemen. Dia datang konon membantu pengairan di daerah Gunung Kidul yang tandus.

Sebagai pakar geologi, dia tahu betul bahwa air di sana hanya dijumpai di sungai bawah tanah alias di dalam gua-gua. Dia pun paham bahwa Gunung Kidul adalah kawasan karst yang nota bene adalah sarangnya gua yang belum diutak-atik oleh caver mana pun. Sepulangnya dari Indonesia tak lama kemudian terbitlah buku tentang gua-gua di sana, berikut foto-foto yang menawan.
Potensi gua yang masih menjanjikan, menurut peta geologi terletak di Sulawesi dan Papua. Tapi yang menantang adalah yang di Papua. Di peta tertulis selain kawasan karstnya luas, juga ”ketebalannya” mencapai ribuan meter. Artinya, jika ada gua vertikal (pothole) di Papua maka kedalamannya berpotensi mengalahkan Gua Voronja di Georgia!!