Minggu, 21 Agustus 2011

Tugas Mahasiswa transfer


1.    Manajemen transportasi memegang peran penting dalam sebuah kehidupan sekarang. Seberapa pentingkah manajemen transportasi menurut anda?Jika anda bekerja dalam bidang manajemen transportasi kira-kira apa yang anda lakukan untuk membenahi kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan manajemen transportasi sekarang ini! (nilai 25)
2.    Sebuah kendaraan (baik roda dua atau roda empat) perlu di lakukan uji kelaikan (KIR) kendaraan. Mengapa itu di butuhkan?apakah semua kendaraan sekarang ini semuanya sudah laik jalan.Bagaimana strategi yang di perlukan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya KIR kendaraan? (nilai 15)
3.    Sebutkan dan jelaskan manfaat transportasi dilihat dari berbagai aspek! (nilai 15)
4.    Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 di lihat dari perlengkapan penggunaan jalan, perlengkapan kendaraan dan keselamatan berkendara. (nilai 20)
5.    Kecelakaan dewasa ini marak terjadi di Indonesia. Menurut pendapat anda, apa yang menyebabkan terjadinya kecelakaan tersebut? Adakah solusi untuk mengurangi kecelakaan, sebutkan dan jelaskan. (nilai 25)

Sejarah Caving Indonesia

 Caving atau penelusuran gua, boleh dibilang cukup lama dikenal Indonesia. Persisnya kegiatan ini sudah mulai marak tahun 1980-an, ketika Persatuan Speleologi dan Caving Indonesia (Specavina) dibentuk di Bogor dengan tokoh-tokohnya antara lain dr. Ko King Tjoen, Norman Edwin (alm), Dr. Budi Hartono, dan Effendi Soleman. Mulailah dari sini kegiatan yang jadi hobi baru kala itu menyebar, terutama di kampus-kampus.

Hobi ini agaknya di awal perkembangannya terseok-seok karena yang didalaminya tak  melulu keterampilan fisik saja namun juga aspek ilmiahnya. Selain, peralatan yang dibutuhkan pun sulit dibeli di sini. Specavina, ketika itu pula agak selektif membagi ”ilmu” pada peminat. Hanya mereka yang memiliki latar belakang keilmuan atau yang menyukai pengetahuan tentang speleologi yang boleh bergabung. Specavina sebagai pelopor ketika itu sengaja lebih menonjolkan unsur ilmiahnya (speleologi) ketimbang ”olahraganya” (caving).

Salah satu aspek yang harus diketahui penggemar caving adalah pengetahuan dasar geologi. Terutama bagaimana awal gua itu terbentuk, di daerah mana bisa ditemukan, sifat batuannya, jenis gua, dan sebagainya. Dengan dasar pengetahuan ini, caver (penelusur gua) bisa dengan mudah menemukan gua. Sebab, mereka hanya akan mendatangi wilayah yang banyak terdapat batu gamping.
Secara teori demikianlah adanya. Gua banyak terdapat di kawasan batu gamping (karst). Berbekal pengetahuan itu pula jika bisa membaca peta geologi, maka di mana saja sebaran daerah karst, di sana tujuan yang tepat untuk perjalanan melakukan ekspedisi.

Aspek lain yang tak kalah penting adalah biologi gua (biospeleologi). Memang tak harus menjadi ahli biologi dulu baru bisa menekuni caving. Tapi paling tidak dengan modal ”baca-baca” dulu, penelusur gua bisa membandingkan flora fauna antara gua yang satu dengan lainnya. Atau mungkin dia menemukan spesimen baru yang bisa menambah khasanah pengetahuan biologi gua di Indonesia. Dia pun menjadi tahu bagaimana cara menyimpan koleksi itu dengan baik sebelum dibawa ke pakarnya untuk diidentifikasi.

Keunikan
Fauna gua terbilang unik. Semuanya beradaptasi dengan lingkungan gelap abadi tak hanya terbilang puluhan atau ratusan, tapi ribuan tahun. Mereka berevolusi disesuaikan dengan alamnya yang gelap gulita. Di sebuah gua di Amerika pernah ditemukan salamander transparan dan tak bermata (eyeless), bahkan buta (blind). Diduga salamander itu terjebak di dalam gua dan tak bisa keluar.
Untuk bertahan hidup satwa itu mengembangkan indera peraba dan perasanya sedemikian rupa untuk menggantikan fungsi matanya. Lama-kelamaan alat penglihatan itu tertutup selaput karena mubazir.
Begitu pun flora dalam gua yang beradaptasi dengan lingkungan gelap total. Tumbuhan untuk hidup di permukaan memerlukan sinar matahari. Tumbuhan berdaun belum pernah dilaporkan ditemukan di dalam gua. Yang lazim dijumpai adalah aneka jamur yang bentuknya aneh-aneh. Misalnya ada jamur yang memiliki leher yang panjang, dengan topi kecil namun lunglai.
Di Indonesia penemuan satwa gua yang terbilang sensasional pernah terjadi. Tapi sayangnya itu tak tercatat di lembaga resmi pemerintah atau internasional. Di tahun 1980-an, persisnya tahun berapa sudah .lupa, klub penelusur gua Garbhabhumi dari Jakarta ketika terjadi gerhana matahari total, masuk ke Gua Ngerong di Tuban, Jawa Timur. Bentuk gua itu adalah gua air yang merupakan sungai.
Klub yang dipimpin Norman Edwin (alm) saat itu menerobos masuk dan melawan arus dengan perahu karet. Tak sampai satu kilometer, mereka terbentur air terjun. Setelah memanjat air terjun, langkah mereka terhenti sebab di bagian atasnya terdapat mata air. Lorong itu mungkin bisa ditelusuri lebih jauh, namun memerlukan teknik dan peralatan diving. Diputuskan ketika itu untuk stop dan kembali ke luar.
Di bagian inilah mereka secara tak sengaja melihat kelap-kelip di dalam air yang memantul dari sinar lampu. Ternyata barang yang mengkilat itu adalah ikan. Setelah dipelototin lebih dekat lagi, ikan itu tak bermata dan transparan.
Dibalut rasa girang, spesimen itu dibawa ke Jakarta untuk diidentifikasi. Beberapa bulan ikan yang mirip anak tawes itu masih hidup dalam akuarium yang dikondisikan seperti di alamnya oleh Riza Marlon (kini juru foto profesional).
Oleh Yatna Supriatna, kini doktor biologi, temuan itu diidentifikasi sebagai Puntius microps. Sebagai pembanding, satwa eyeless di gua di Amerika atau Eropa baru dijumpai di kedalaman puluhan kilo sampai ratusan. Tapi di Tuban, tak sampai 2 kilometer. Mungkin ini bisa menjadi bahan kajian ilmuwan kita yang tertarik pada cave biology. Jika di sana, gua bisa melahirkan ratusan doktor, mengapa di sini tak bisa? Takut gelapkah, becek dan bayangan mistis tentang gua yang mengakibatkan orang enggan berurusan dengannya?

**Pemetaan Gua**

Masuk gua memang bukan sekadar masuk dan mengagumi keindahan di dalamnya saja. Namun banyak yang harus dikerjakan. Apalagi ketika zaman itu belum banyak perkumpulan penelusur gua sehingga untuk mengklaimnya harus dibuktikan dengan peta dan foto-foto. Keakuratan peta sebuah gua dilihat dari siapa yang membuatnya. Sayangnya kebanggaan dan semangat untuk membuat peta gua oleh klub-klub caving di Indonesia, melempem.

Hal ini berbeda dengan kondisi klub penelusur gua di luar negeri. Mereka begitu getol menyusun peta gua hingga ke hal yang detail. Sampai akhirnya tercipta lambang-lambang khusus dalam pemetaan gua yang jelimet. Jika ada hal khusus yang ditemukan, misalnya speleothems (bentukan gua seperti stalaktit, stalakmit, gourdam, straws, pearls cave dan sebagainya) yang mungkin istimewa bentuknya, biasanya peta itu dibuat irisan dengan gambar detail atau lambang. Di peta tersebut biasanya tercantum grade, semakin tinggi angka yang tercantum dalam grade itu maka semakin akurat peta itu dibuat.
Di sana yang enak adalah generasi selanjutnya. Jika ingin masuk gua tinggal masuk dengan panduan peta. Namun penelusur di sana bukan sekadar mengikuti petunjuk peta.

Bila denah yang dibuat sebelumnya ada kesalahan maka akan dikoreksi dan dilaporkan ke paguyuban penelusur gua. Maka tak mengherankan jika kini hampir pasti peta gua di negara-negara maju, akurat. Semua gua sudah terpetakan yang diikuti dengan data base yang lengkap.
Saking lengkapnya, mereka bisa tahu mana gua yang terpanjang atau yang terdalam di dunia. Gua yang terdalam dan sampai kini belum terpecahkan rekornya adalah Voronja Cave di Georgia, pecahan bekas Uni Soviet, yakni 1.710 meter.

Bayangkan untuk menuruninya berapa panjang tali yang dipakai dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk sampai ke dasar gua. Sementara gua yang terpanjang dan kompleks sekali lorong-lorongnya adalah Mammoth Cave di Amerika Serikat yakni, 563,270 km dan dalamnya -116 m. Lebih lengkapnya silakan klik www-sop.inria.fr/agos-sophia/sis/DB/database.html. Di sini ada sedikit data gua di Indonesia.

Kabar bahwa pemetaan gua tak begitu berjalan di Indonesia, sudah bisa dimaklumi. Karena penggemar caving di sini cenderung menyukai dari sisi olahraga dan petualangannya. Aspek ilmiah bukannya tak menarik, tapi kurang menguasai. Pakar biologi atau geologi yang sesungguhnya di Indonesia, adakah yang membangun tesis dari gua? Kalaupun ada mungkin jumlahnya tak sampai hitungan jari sebelah tangan.

**Incaran Dunia**

Potensi gua di negeri ini sebetulnya tak kalah menarik dengan yang ada di luar negeri. Ketika tahun 1980-an, wilayah ini menjadi incaran caver dunia. Berbagai cara mereka lakukan untuk bisa caving di sini, namun terbentur peraturan yang menyebutkan peneliti asing harus seizin LIPI. Adanya peraturan itu sebetulnya ada bagusnya. Mereka jadi tak seenaknya ”mengeksplorasi” gua di Indonesia. Sayangnya, kesempatan itu tak dipakai oleh penelusur gua kita untuk menjadikan dirinya sebagai yang pertama.

Belakangan seorang ahli geologi yang juga seorang caver berkebangsaan Inggris, Tony Waltham, masuk lewat jalur sebuah departemen. Dia datang konon membantu pengairan di daerah Gunung Kidul yang tandus.

Sebagai pakar geologi, dia tahu betul bahwa air di sana hanya dijumpai di sungai bawah tanah alias di dalam gua-gua. Dia pun paham bahwa Gunung Kidul adalah kawasan karst yang nota bene adalah sarangnya gua yang belum diutak-atik oleh caver mana pun. Sepulangnya dari Indonesia tak lama kemudian terbitlah buku tentang gua-gua di sana, berikut foto-foto yang menawan.
Potensi gua yang masih menjanjikan, menurut peta geologi terletak di Sulawesi dan Papua. Tapi yang menantang adalah yang di Papua. Di peta tertulis selain kawasan karstnya luas, juga ”ketebalannya” mencapai ribuan meter. Artinya, jika ada gua vertikal (pothole) di Papua maka kedalamannya berpotensi mengalahkan Gua Voronja di Georgia!!

Minggu, 14 Agustus 2011

Apakah Kita Egois?

Saat ini cenderung kita lebih mengedepankan Ego pribadi, melihat orang dalam
berkendara yang ingin menang sendiri, Melihat pemimpin mementingkan
kepentingan pribadi, Budaya antri sudah berkurang, Saat gotong royong dan
toleransi sudah memudar. dalam perenungan saya mencoba memikirkan tentang
Egoisme. dan mengapa orang cenderung Mendahulukan Egonya?

Egoisme manusia yang mementingkan kenyamanan diri kadang melupakan kondisi
lingkungan. egoisme adalah suatu tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
Karena itu, satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar
kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Dalam bahasa Aristoteles, tujuan
hidup dan tindakan setiap manusia adalah untuk mengejar kebahagiannya. Bagi
Aristoteles kebahagiaan adalah perwujudan diri manusia dalam segala
potensinya secara maksimal.

Manusia pada dasarnya egois, mementingkan diri sendiri. Egoisme merupakan
suatu kejahatan dan dipandang sebagai pelanggaran moral karena ia selalu
mengabaikan kepentingan orang lain. Egoisme membuat manusia jauh dari
kebenaran dan menyimpang dari petunjuk Tuhan. Egoisme, dengan demikian,
dapat dipandang sebagai penjara (belenggu) bagi manusia.

Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi
hedonistis. Yaitu, kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan
semata-mata sebagai kenikmatan fisik yang vulgar. Lalu yang baik secara
moral disamakan begitu saja dengan kesenangan atau kenikamatan. Karena itu,
tindakan yang baik secara moral diartikan sebagai tindakan yang bertujuan
mendatangkan kenikmatan dan menghindari penderitaan. Akibatnya dengan segala
macam cara orang yang menganut etika ini berusaha untuk memperoleh
kenikmatan bagi dirinya dan menghindari hal-hal yang tidak mengenakkan.

Pernahkah Anda merasakan kegelisahan hati dan jiwa ? Seperti, Anda tidak
tahu apa yang harus Anda kerjakan, sedangkan pekerjaan sebenarnya menumpuk
dihadapan Anda ?. Pernahkah Anda merasakan beban hidup yang terasa berat dan
menumpuk dipundak Anda, sedangkan Anda merasakan tidak tahu harus dari mana
menguranginya ? Pernahkah Anda merasakan tekanan dan himpitan ekonomi yang
menghadang setiap langkah kehidupan Anda, tubuh Anda terasa lunglai, tidak
tahu harus melangkah kemana ? Pernahkan Anda merasakan kegelisahan hati yang
mendalam, tubuh bergetar dan semuanya menjadi serba tak berarturan dan serba
salah ? Kalau hal itu menimpa Anda, berarti Anda dalam kegelapan cahaya hati
karena diliputi egoisme diri yang sangat tinggi.

Lalu bagaimana cara mengendalikan ego kita. Tanggalkan pakaian kesombongan
hati dengan sikap rendah hati. Tidak ada yang pantas disombongkan manusia
dalam hidup ini.Tanggalkan pakaian dengki dan gantikan dengan cinta dan
kasih sayang. Tanggalkan pakaian takabur dan gantikan dengan kesadaran diri
sebagai hamba dan abdi Tuhan semata. Buanglah pakain prasangka negatif
dengan mengembangkan sikap positif dalam setiap langkah kaki kedepan.
Hindarilah prinsip hidup yang salah dengan kembali dalam kejernihan jati
diri yang bersumber dari hati.

Kalau anda menginginkan yang baik, buatlah diri anda jadi lebih baik. Jika
anda ingin meraih cita-cita, buatlah diri anda menjadi ideal. Anda ingin
punya teman yang lebih baik, buatlah diri anda menjadi teman yang lebih
baik. Jika anda ingin bekerjasama dengan orang yang mempunyai nilai, jadikan
diri anda sendiri lebih bernilai. Kalau anda ingin berurusan dengan orang
yang kompromis, buatlah diri anda menjadi lebih kompromis. Kalau anda ingin 
memasuki berbagai kondisi dan keadaan yang lebih menyenangkan, buatlah diri
anda sendiri menjadi lebih menyenangkan. 
 
Jika anda ingin dicintai pasangan hidup anda, buatlah diri anda menjadi orang yang mencintainya lebih. Mungkin
anda akan bertemu dengan orang-orang yang sulit dimengerti, namun tetap
berikanlah diri anda yang terbaik, meski itupun tidak akan pernah memuaskan
semua orang. Berfikirlah dengan pikiran yang jernih sebelum memutuskan dan membenci pasangan.
Selalu diskusikan lah ketika ada masalah dengan pasangan kita. Usahakan tidak dia membisu tanpa alasan yang jelas, 
karena itu akan membuat pasangan kita
menjadi bingung dan bisa saja menganggap kita egois.
Selalu bersikap ramah dan senyum walaupun kita marah dengan pasangan kita.
 
Kesuksesan dan keagungan dalam hidup tidak akan dapat diraih hanya dari
potensi fisik dan kecerdasan akal pikiran. Lebih dari itu diperlukan
kecerdasan hati dan kemampuan menemukan cahaya hati yang bersumber dari
pengendalian Ego Pribadi. Dan dengan meninggalkan egoisme diri menuju
kehidupan yang lebih baik. Jadi maukah kita melepas Topeng Egoisme pribadi
kita?..
Mudah-mudahan kita bisa.Berusaha dan berusaha. 
amiinnn...