Selasa, 19 Juli 2011

“BE AN INSPIRING TEACHER”

Apakah anda sudah membaca LASKAR PELANGI, novel karangan Andrea Hirata?

Salah satu contoh the inspiring teachers akan Anda temukan di novel best seller ini. Mengapa? Karena menurut pengakuan sang penulisnya, novel ini ditulis untuk sang guru tercinta. Karena guru tersebut mampu mentransfer tidak saja ilmu-ilmu akademik tapi juga ilmu kehidupan. Karena guru tersebut mampu memuaskan tidak saja dahaga anak akan ilmu pengetahuan tapi juga cinta dan kasih sayang, membasahi syaraf-syaraf otak, rasa dan ruhaninya. Karena guru tersebut mendedikasikan dirinya tanpa pamrih, meletakkan pondasi bagi tumbuhnya mimpi-mimpi dan memberikan kekuatan untuk meraihnya. Karena guru tersebut telah menginspirasi hidupnya.
Mengapa guru yang menginspirasi murid sangat di perlukan? Jawabanya tentu saja sangat jelas. Siswa biasanya akan malas belajar ketika guru mata pelajaran sudah tidak di sukai. Ya, cara penyampainya sulitlah, terlalu seriuslah, keraslah, dan sebagainya. Ketika guru sudah tidak di sukai murid, guru menyampaikan apapun biasanya siswa sudah males duluan. Tetapi jika guru dapat menginspirasi siswa, siswa akan lebih serius pelajaranya, dan biasanya akan mudah memahami materi yang di sampaikan.
Lalu bagaimana dengan kita calon guru?
Kita tahu bahwa notabenenya di pendidikan UNY luaranya diharapkan mahasiswa akan menjadi pendidik. Yang tentunya pendidik yang profesional. Sudah mampukah diri kita menjadi inspirasi anak didik kita?
Sebenarnya, cukup banyak kriteria yang diinginkan dari peserta didik tentang tipe-tipe guru yang dapat mengispirasi. Namun secara umum, beberapa kriteria guru yang dapat menginspirasi adalah sebagai berikut:
1.   Iklas dengan benar-benar mengabdikan diri menjadi guru yang amanah, karena ingin beribadah di jalan Tuhan Sang Pencipta semata. Kemudian, jadikanlah kritik dari berbagai pihak akan kelemahan kita, sebagai dorongan untuk mencari cara-cara belajar dan mengajar baru yang lebih efektif kepada siswa.
2.   Ramah dengan siswa. Disini guru harus bisa bersahabat dengan siswa. Dapat bertukar pikiran dengan siswa, artinya janga sampai siswa takut dengan guru (misal bertanya, konsultasi dll)
3.   Ciptakanlah suasana kondusif yang menjadikan siswa itu tertantang dan menyadari pentingnya ilmu-ilmu pelajaran yang guru ajarkan. Sesuaikan kondisi, kapan saat guru harus bercanda (melucu dan mengajak tertawa siswa), dan kapan saat guru harus mengajak siswanya untuk serius di kelas. Jadi, guru tahu benar, cara mengefesiensikan waktu yang ada, dan tidak mengajak hal-hal yang merugikan kepada siswanya. Disini ketika siswa kelihatan bosan selingi dengan cerita-cerita yang mengispirasi dan menyenangkan.
4.   Menguasai ilmu global. Artinya tidak hanya mempunyai yang diajarkannya, tetapi juga menguasai ilmu-ilmu penting yang menjadi nilai plus bagi guru, misalnya mempelajari bahasa asing, menguasai IpTek/TI (dunia komputer dan internet), dan kreativitas lainnya sesuai kemampuan yang ada pada guru tersebut. Dua kegiatan yang tak boleh terlupakan untuk dikembangkan oleh guru, yaitu menulis dan meneliti, sehingga memacu guru akan terus membaca dan melakukan refleksi pada setiap kegiatan pembelajaran
5.   Metode pembelajaran yang tepat. Mempersiapkan lebih awal, sehari sebelum mengajar di kelas metode apa yang akan di ajarkan. Mengupayakan agar pelajaran yang akan diajarkan telah dikuasai penuh oleh guru, kemuadian menyampaikannya dengan cara menyenangkan dan tidak menyulitkan (mudah dilaksanakan) oleh para siswa. Mungkin makin berharga suatu pelajaran, maka makin banyak kesulitan yang harus dilalui oleh seorang guru dan siswa untuk menguasainya. Kemungkinan ini tidak berarti pelajaran harus dibuat sulit agar ada nilainya. Namun, menjadi cara guru untuk mengajarkan kepada siswa agar mempelajari banyak hal dan menghadapi kesukaran-kesukaran yang baru. Usahakan setiap pergantian pertemuan ada metode yang baru yang fresh yang membuat lebih bersemangat (cooperative learning, Problem Based Leraning, dll). Sebagai pengalaman, kadang saya menerapkan metode pembelajaran cepat /quick learning seperti dalam bimbel yang ada di dalam rumah saya.
6.   Kreatif, Disini guru mampu membuat ide-ide yang cemerlang dalam pemecahan masalah. Terutama ini bagi guru yang membimbing ekstra kurikuler, misalnya dapat membuat tulisan-tulisan ilmiah, artikel, yang mengemasnya dalam sebuah buletin atau majalah.
7.   Tanggap dengan kondisi siswa. Berusaha menghormati pribadi siswa dan menjauhkan mereka dari berbagai keluhan, frustasi dan konflik. Berpikir kritis dan peduli untuk menyelesaikan masalah mereka, sehingga tidak mengganggu pikiran siswa ketika menerima pelajaran di kelas.
8.   Teladan yang baik. Segala isi petuah dan nasehat guru kepada siswa-siwanya, harus diaktualisasikan terlebih dahulu oleh guru itu sendiri dalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Dengan kata lain, tingkah laku guru yang baik, pasti akan menjadi keteladanan atau contoh yang baik bagi para siswanya. Misal, jika guru menyuruh untuk rapi, guru juga harus lebih rapi. Jangan sampai malah memberi contoh yang tidak baik karena “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”.
9.   Tegas, jujur, adil, bijaksana dan memenuhi hak dan kewajiban yang selaras, mendahulukan kepentingan orang banyak (prioritas), halus dan sopan dalam bertutur kata, kemudian wajah diperamah dengan senyum ketika menatap wajah-wajah yang mengharap perhatian penuh (siswa) dari guru tercintanya. Tentu tidak ada seorang pun siswa yang akan menjauhi, menakuti, bahkan membenci gurunya tersebut.
Jika hal ini benar-benar sudah terwujud dan sudah menjadi suatu kebiasaan, Insya Allah di masa sekarang dan yang akan datang dapat mencetak bibit-bibit siswa unggul yang dapat tampil di masyarakat sebagai insan yang beriman dan bertakwa, terampil dan tentunya berakhlak mulia, berkat guru professional dan menginspirasi.
Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya tersebut. Dengan gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasannya. Di perjalanan ia bertemu dengan seekor belalang lain. Namun ia keheranan kenapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.
Dengan penasaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya, “Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh berbeda dariusiaataupun bentuk tubuh?”
Belalang itupun menjawabnya, “Dimanakah kau selama ini tinggal? Karena semua belalang yang hidup dialam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan”.Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang selama ini membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas. (contoh cerita inspirasi)
Demikian, secuil tulisan dari saya, dan tulisan ini sebenarnya juga terinspirasi oleh guru saya STM dan juga pengalaman mengajar selama 4 tahun terakhir ini.
--------------------Jadikan dirimu guru untuk dirimu sendiri-------------------

2 komentar: