Menurut Slavin (2010:1) dalam pengantar bukunya Cooperative Learning, pembelajaran kooperatif dapat diaplikasikan untuk semua jenis kelas : kelas khusus untuk anak-anak berbakat, kelas pendidikan khusus, kelas dengan kecerdasan rata-rata dan sangat di perlukan dalam kelas heterogen dengan berbagai tingkat kemampuan.
a. Cooperative Learning
Dewasa ini model pembelajaran Cooperative Learning sudah banyak yang mengadopsi. Banyak yang sudah mengaplikasikan kedalam pembelajaran. Menurut Etin Solihatun dan Raharjo (2009: 4) Cooperative Learning adalah suatu sikap dalam bekerja sesama yang teratur dalam kelompok dan keberhasilan kerja dipengaruhi keterlibatan anggota kelompok. Sedangkan menurut Agus Suprijono (2010: 54) Cooperative Learning adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok yang diarahkan oleh guru. Di lain pihak Jacobs (http://edtech.kennesaw.edu/intech/cooperativelearning.htm.) mengatakan bahwa cooperative learning involves more than just asking students to work together in groups. Instead, conscious thought goes in to helping students make the experience as successful as possible.
Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan yang baik untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran mata diklat penggunaan dan pemeliharaan alat ukur. Dalam cooperative Learning, siswa bekerja bersama-sama untuk mempelajari dan menyelesaikan suatu masalah. Keberhasilan tim akan tercapai hanya jika setiap anggota tim berhasil memahami materi yang diajarkan. Tim tidak sekedar mengerjakan (do) tetapi mempelajari (learn).
Tiga konsep penting yang menjadi sentral metode cooperative learning menurut Slavin (1995: 5) adalah :
1) Team rewards, yang berarti suatu tim akan memperoleh penghargaan jika tim tersebut memenuhi kriteria yang ditentukan.
2) Individual accountability, yang berarti kesuksesan tim tergantung pada belajar secara individu dari masing-masing anggota tim. Untuk memastikan bahwa setiap anggota kelompok memahami masalah yang dipelajari, dan mampu menyelesaikan kuis/ulangan secara mandiri, maka anggota tim harus saling membantu dalam menguasai masalah yang dipelajari.
3) Equal opportunities for success, yang berarti setiap anggota tim memiliki kesempatan yang sama untuk memberi kontribusi bagi kesuksesan tim dengan perkembangan masing-masing anggota dalam pencapaian hasil belajar.
Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Tahap ini diikuti oleh penyajian informasi, seringkali dengan bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Tahap terakhir dari pembelajaran kooperatif adalah presentasi hasil akhir kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang telah dipelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Enam langkah tersebut menurut Agus Suprijono (2010: 65) disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 1.
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Fase | Perilaku Guru |
Fase 1: Present goals and set Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa | Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan mempersiapkan siswa untuk belajar |
Fase 2: Pesent informastion Manyajikan informasi | Mempresentasikan informasi kepada siswa secara verbal |
Fase 3: Organize student into learning teams Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar | Memberikan penjelasn kepada siswa tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien |
Fase 4: Assist team work and study Membimbing kelompok bekerja dan belajar | Membantu tim-tim belajar selama siswa mengerjakan tugasnya |
Fase 5: Test on the materials Evaluasi | Menguji pengetahuan siswa mengenai berbagai materi pelajaran atau kelompok mempresentasikan hasil kerjanya |
Fase 6 : Provide recognition Memberikan penghargaan | Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok |
Banyak macam kegiatan belajar berkelompok, yang mengembangkan kerjasama dan komunikasi antar anggota kelompok. Tipe cooperative learning menurut Slavin antara lain adalah :
1) Student Teams- Achievement Divisions (STAD)
Dalam strategi pembelajaran tipe STAD, siswa di kelompokan dalam tim-tim pembelajaran dengan anggota yang beragam dari kemampuan, jenis kelamin, dan suku. Dalam menempatkan siswa dalam tim, jangan mengizinkan siswa memilih timnya mereka sendiri. Guru memperesentasikan pelajaran dan kemudian siswa bekerjasama tim untuk memastikan seluruh anggota tim telah menuntaskan pelajaran dengan baik. Akhirnya seluruh siswa memperoleh kuis individual tentang bahan ajar dan pada saat itu masing-masing individu tidak boleh saling membantu. Adapun penghargaan yang diberikan adalah penghargaan tim.
Ide utama pembelajaran tipe STAD adalah untuk memotivasi siswa agar saling memberi semangat dan saling membantu dalam menyelesaikan soal yang diberikan.. Selama belajar tim, tugas anggota tim adalah menuntaskan bahan ajar yang dipresentasikan dan membantu teman sesama tim menuntaskan bahan ajar.
Apabila siswa menginginkan tim mereka mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu tim dalam mempelajari bahan ajar dan tidak menutup kemungkinan ada beberapa tim yang memperoleh penghargaan. Meskipun siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan kuis yang merupakan tanggung jawab individual. Metode ini mengaharuskan setiap siswa menguasai materi sehingga dengan kemampuan. dasar yang berbeda setiap siswa memperoleh kesempatan yang sama untuk berhasil.
Lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah presentasi kelas, kerja tim, kuis, skor perbaikan individual, dan penghargaan tim.
a) Presentasi kelas
Langkah awal dari pembelajaran dengan model STAD adalah guru menerangkan materi pelajaran secara garis besar. Siswa harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh agar memahami uraian guru, dan agar dalam diskusi kelompok mampu menyelesaikan masalah yang diberikan, sehingga mampu memperoleh skor baik ketika diadakan kuis/ulangan.
b) Kerja Tim
Setiap tim terdiri dari 4-5 anggota yang bersifat heterogen dalam hal kemampuan akademik, jenis kelamin, budaya, dll. Beberapa karakter komposisi kelompok heterogen, yang ditulis dalam Kartu Didakdik Metodik, antara lain adalah anggota kelompok yang lemah sering menggantungkan pada anggota yang kuat. Untuk mengeliminir kelemahan tersebut, maka setiap akhir siklus diberikan kuis (ulangan) kepada siswa secara individual.
Fungsi utama tim adalah memastikan bahwa setiap anggota tim memahami masalah yang didiskusikan oleh kelompok tersebut, sehingga saat diadakan kuis, setiap anggota kelompok mampu meraih skor maksimal. Setelah guru menjelaskan materi pokok, tim berdiskusi untuk membahas masalah yang diberikan. Siswa bekerja bersama mendiskusikan masalah yang diberikan, membandingkan masing-masing jawaban, dan mengoreksi kesalahan-kesalahan.
Tim adalah hal terpenting dari model STAD. Dalam setiap langkah, perhatian diberikan kepada kerja tim dalam bekerja sama dan dalam membantu anggota tim yang kemampuannya kurang. Kerja tim ini memberi kesempatan bantuan teman sebaya bagi peningkatan prestasi siswa, kerjasama, komunikasi, dll.
Salah satu cara membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang disarankan oleh Robert E. Slavin (2010: 152) adalah :
Tabel 2.
Pembagian Kelompok Siswa
Kategori Siswa | Rangking | Nama Tim |
Siswa dengan prestasi tinggi | 1 2 3 4 5 6 7 8 | A B C D E F G H |
Siswa dengan prestasi rata-rata | 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 | H G F E D C B A - - A B C D E F G H |
Siswa dengan prestasi rendah | 27 28 29 30 31 32 33 34 | H G F E D C B A |
c) Kuis
Setelah beberapa kali guru menyampaikan materi dan dilakukan diskusi kelompok, kemudian diadakan kuis secara individual. Setiap anggota tim harus mengerjakan sendiri, tanpa bantuan anggota tim lainnya. Jadi setiap siswa bertanggung jawab untuk memahami materi yang dibahas.
d) Penghargaan Individu
Setelah diberikan kuis, sesegera mungkin guru menentukan peningkatan nilai individu dan skor kelompok. Gagasan utama yang mendasari bentuk nilai peningkatan ini adalah untuk memberikan dorongan pada siswa agar berupaya mencapai perolehan hasil belajar yang maksimal. Hal ini dapat dicapai jika siswa tersebut bekerja lebih baik dan diharapkan memperoleh hasil belajar yang lebih baik daripada perolehan hasil belajar yang didapat sebelumnya. Adapun aturan pemberian poin peningkatan individu menurut Slavin (2010: 159) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.
Konversi Skor Perkembangan
Kriteria | Poin peningkatan |
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar | 5 poin |
10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah skor dasar | 10 poin |
Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar | 20 poin |
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar | 30 poin |
Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar) | 30 poin |
Skor dasar dihitung dari rata-rata nilai yang diperoleh siswa dalam ulangan sebelum diterapkannya pembelajaran dengan STAD. Tujuan dibuatnya skor awal pada point kemajuan adalah untuk memungkinkan semua siswa memberikan point maksimum bagi kelompok mereka, berapa pun tingkat kinerja mereka sebelumnya. Para siswa akan memahami bahwa cukup adil membandingkan tiap siswa dengan tingkat kinerja mereka sendiri sebelumnya, karena semua siswa masuk ke dalam kelas dengan perbedaan tingkat kemampuan dan pengalaman.
e) Penghargaan tim
Sebuah tim akan memperoleh suatu penghargaan / predikat jika skor rata-rata tim tersebut sesuai dengan kriteria. Skor tim menurut Slavin (2010: 160). dihitung dari rata-rata skor perkembangan anggota tim Predikat yang diberikan kepada tim disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.
Penghargaan Tim
Kriteria (Rata-rata tim) | Penghargaan |
15 20 25 | TIM BAIK TIM SANGAT BAIK TIM SUPER |
Setelah lima atau enam minggu diberlakukannya STAD atau akhir dari suatu periode yang ditetapkan, membagi kelas dalam tim yang baru. Hal ini memberi kesempatan baru kepada siswa yang berada pada kelompok rendah, dan bekerjasama dengan kelompok yang berbeda.
Ni sekilas tulisan yang pernah saya tulis di Skripsi dan tesis saya waktu itu. Semoga bermanfaat
By: Suyitno Hadiningrat
terimakasih atas postingannnya, sgt bermanfaat.
BalasHapusakan tetapi sy msh bingung akan kuis pada STAD, seperti apakah pelaksanaan atau sturannya?
sekian.
terimakasih.
mengapa tidak mencantumkan referensi nya pak,,,,,,,,,,,,,
BalasHapus